tak tahu lagi apa yang kutulis
aku hanya bisa menarikan jemariku di kotak kotak huruf berwarna hitam di depan mataku
alunan musik ini mengalir terus membawa jemariku hanyut dalam keheningan ,,,
malam ini seakan tiada lagi waktu untuk esok hari,,,
kepalaku rasa mau pecah
kenapa aku terlalu bodoh untuk mengerti arti dari arti yang sebenarnya..
terhanyut dalam buaian kehidupan yang tak tahu tujuan
Pagi ini kebimbangan serasa mengantuk ngantukkan kepalaku ke dinding kebosanan
aku benar benar bimbang....
begitu sering kedua tangan ini mengusap muka ku
untuk meyakinkan aku, ini mimpi atau bukan...
ternyata tidak....
ini sebenarnya
ini kehidupan
suka duka ada dan tiada dan
aku benci dunia ku sekarang
aku ingin di nina bobokan oleh mu tuhan, dengan ayat sucimu
di dongengkan arti ke sembilan puluh sembilan namamu
agar tidurku yang panjang nanti nyeyak
aku menghusap mukaku lagi dengan kedua telapak tanganku
ternyata aku masih disini tak bergerak sedikitpun
hanya jariku yang menari mengikuti alunan musik hati
kuatkan aku........
jangan biarkan aku rapuh
jangan biarkan rayap itu memakan jiwaku
berikan aku gumpalan gumpalan semangat agar aku tak lemah
Minggu, 29 Desember 2013
Ada kalanya kita tidak melihat apa yang melekat pada tubuh seseorang saja sebagai penilaian. Bukan hal yang bagus untuk meremehkan seseorang karena melihat penilaian dari luar, Anda tidak akan pernah tahu pada beberapa waktu yang akan datang, seseorang yang Anda remehkan bisa jadi merupakan pengantar rejeki yang tak terduga.
Pada suatu hari, seorang anak masuk ke dalam rumah makan yang sangat
terkenal dan mahal. Dia masuk seorang diri dan memakai pakaian biasa
saja, tidak seperti anak-anak lain yang memakai pakaian yang bagus. Anak
itu duduk di salah satu kursi lalu mengangkat tangannya untuk memanggil
salah satu pelayan.
Seorang pelayan perempuan menghampiri anak kecil itu lalu memberikan buku menu makanan. Pelayan tersebut agak heran mengapa anak kecil itu berani masuk ke dalam rumah makan yang mahal, padahal dari penampilannya, pelayan itu tidak yakin bahwa sang anak kecil mampu membayar makanan yang ada.
“Berapa harga es krim yang diberi saus strawberry dan cokelat?” tanya sang anak kecil.
Sang pelayan menjawab, “Lima puluh ribu,”
Anak kecil itu memasukkan tangan ke dalam saku celana lalu mengambil beberapa receh dan menghitungnya. Lalu dia kembali bertanya, “Kalau es krim yang tidak diberi saus strawberry dan cokelat?”
Si pelayan mengerutkan kening, “Dua puluh ribu,”
Sekali lagi anak kecil itu mengambil receh dari dalam saku celananya lalu menghitung. “Kalau aku pesan separuh es krim tanpa saus strawberry dan cokelat berapa?”
Kesal dengan kelakuan pembeli kecil itu, pelayan menjawab dengan ketus, “Sepuluh ribu!”
Sang anak lalu tersenyum, “Baiklah aku pesan itu saja, terima kasih!”
Pelayan itu mencatat pesanan lalu menyerahkan pada bagian dapur lalu kembali membawa es krim pesanan. Anak itu tampak gembira dan menikmati es krim yang hanya separuh dengan suka cita. Dia melahap es krim sampai habis. Kemudian sang pelayan kembali datang memberikan nota pembayaran.
“Semua sepuluh ribu bukan?” tanya anak itu lalu membayar es krim pesanannya dengan setumpuk uang receh. Wajah sang pelayan tampak masam karena harus menghitung ulang receh-receh itu. Lalu sang anak mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu dari saku celana belakangnya, “dan ini tips untuk Anda!” ujar sang anak sambil menyerahkan selembar uang tersebut untuk si pelayan.
Seorang pelayan perempuan menghampiri anak kecil itu lalu memberikan buku menu makanan. Pelayan tersebut agak heran mengapa anak kecil itu berani masuk ke dalam rumah makan yang mahal, padahal dari penampilannya, pelayan itu tidak yakin bahwa sang anak kecil mampu membayar makanan yang ada.
“Berapa harga es krim yang diberi saus strawberry dan cokelat?” tanya sang anak kecil.
Sang pelayan menjawab, “Lima puluh ribu,”
Anak kecil itu memasukkan tangan ke dalam saku celana lalu mengambil beberapa receh dan menghitungnya. Lalu dia kembali bertanya, “Kalau es krim yang tidak diberi saus strawberry dan cokelat?”
Si pelayan mengerutkan kening, “Dua puluh ribu,”
Sekali lagi anak kecil itu mengambil receh dari dalam saku celananya lalu menghitung. “Kalau aku pesan separuh es krim tanpa saus strawberry dan cokelat berapa?”
Kesal dengan kelakuan pembeli kecil itu, pelayan menjawab dengan ketus, “Sepuluh ribu!”
Sang anak lalu tersenyum, “Baiklah aku pesan itu saja, terima kasih!”
Pelayan itu mencatat pesanan lalu menyerahkan pada bagian dapur lalu kembali membawa es krim pesanan. Anak itu tampak gembira dan menikmati es krim yang hanya separuh dengan suka cita. Dia melahap es krim sampai habis. Kemudian sang pelayan kembali datang memberikan nota pembayaran.
“Semua sepuluh ribu bukan?” tanya anak itu lalu membayar es krim pesanannya dengan setumpuk uang receh. Wajah sang pelayan tampak masam karena harus menghitung ulang receh-receh itu. Lalu sang anak mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu dari saku celana belakangnya, “dan ini tips untuk Anda!” ujar sang anak sambil menyerahkan selembar uang tersebut untuk si pelayan.
Rabu, 04 Desember 2013
MELAYU MENGAJARKAN PENDIDIKAN
kita masyarakat Riau, mungkin hanya sebagian kecil yang mengetahui langsung sejarah-sejarah
penting di daerah kita ini. Tak banyak dari masyarakat yang betul-betul
mengetahui seluk-beluk sejarah besar di Riau seperti peninggalan sejarah yang
paling penting yaitu dari Kerajaan Siak Sri Indrapura. Sebagai seorang
masyarakat Riau, kita banyak yang mengetahui bahwa di Riau ada sebuah istana
yang sering disebut Istana Siak. Namun, bisa diperkirakan hanya sebagian dari
kita yang pernah berkunjung ke Istana Siak yang memiliki keanekaragaman sejarah
itu.
Bangunan bersejarah ini, mempunyai arsitektur bernuansa Melayu, Eropa dan
Arab. Karena arsitekturnya itulah, Istana ini dijuluki sebagai ‘Istana Matahari Timur’. Kompleks istana
ini sendiri, memiliki luas 32.000 m2. Sedangkan Istana Siak memiliki
luas 1.000 m2. Istana Siak mempunyai dinding yang berhiaskan batu keramik
yang didatangkan langsung dari Prancis. Puncak bangunan istana, dihiasi 6 buah
patung burung elang yang melambangkan keberanian. Dan terdapat pula 8 buah
meriam yang terletak di halaman istana. Meriam ini dahulunya digunakan untuk
senjata pertahanan. Di sebelah istana terdapat sebuah kapal yang pernah dipakai
sebagai kapal dinas kerajaan. Kapal Kato namanya. Kapal ini memunyai panjang 12
m dan berbobot 15 ton. Sedangkan, bahan bakar yang digunakan untuk kapal ini masih
menggunakan batu bara. Dibagian belakang istana terdapat sebuah bangunan kecil
yang dahulunya dipakai bagi tahanan, yaitu, bangunan penjara sementara.
Kerajaan
Siak, sebuah tempat objek wisata sejarah yang memiliki beragam kebudayaan pada
dahulunya. Kesultanan dari Siak inilah yang mempunyai pengaruh teramat besar
bagi kebudayaan dan adat istiadat di daerah Riau terutama Kebudayaan Melayu.
Kebudayaan Melayu Riau ini bersifat turun-temurun dan jenisnya pun beragam. Ada
yang bersifat seni, sastra, lisan ataupun keagamaan.
Kebesaran
kerajaan ini sampai sekarang masih tertanam di tengah masyarakat tanah Melayu
Riau ini. Hal ini terbukti dengan berbagai warisan nilai-nilai pendidikan
sosial budaya yang masih terus tumbuh dan berkembang di tanah Melayu Riau
khususnya. Nilai-nilai yang masih diwarisi itu, antara lain:
Pertama, Nilai Agama
Kerajaan
Siak merupakan Kerajaan Islam terbesar di daerah Riau. Arti nama Siak sendiri
masih berbau keagamaan Islam. Minangkabau,
daerah yang tidak pernah luput kaitannya dengan Kerajaan Siak, nama Siak
sendiri dalam Minangkabau yang berarti orang-orang yang ahli dan patuh dalam
agama Islam. Dalam pepatah Minangkabau yang terkenal ‘Adat Menurun Syara’ Mendaki’ yang memiliki makna, masuknya agama
Islam di Minangkabau pedalaman berasal dari Siak. Dan dari Semenanjung Malaya,
kata ‘Siak’ dipakai sebagai nama jabatan yang masih berkaitan erat dengan
urusan agama Islam.
Kerajaan
Siak merupakan sebuah kerajaan Melayu. Melayu merupakan suku yang bisa
terbilang mayortasnya rata – rata beragama Islam. Provinsi Riau daerahnya banyak didominasi dan dipadati oleh pemukiman
orang-orang yang berasal dari Suku Melayu yang beragama Islam. Hal itu
dibuktikan dengan 89,66 % dari jumlah penduduk Riau beragama islam dan juga
masjid serta musala yang menurut data tahun 1989 telah berjumlah 7.127 buah. Hal
itu membuktikan, saat ini Agama Islam masyarakat Melayu Riau saat ini merupakan
warisan yang terus berkembang sampai saat ini.
Kedua, Budaya
Satu lagi kebudayaan yang amat sangat penting bagi
masyarakat ialah kebudayaan bahasa. Kita masyarakat Riau, memiliki bahasa
daerah yaitu Bahasa Melayu. Bahasa ini juga telah dimasukkan sebagai pelajaran
muatan lokal yang sangat peting di sekolah – sekolah yang berada di Riau. Mata
Pelajaran tersebut adalah Arab Melayu.
Bukan hanya pelajaran, tulisan arab melayu kerap kita temui di sejumlah nama
jalan dan gedung – gedung daerah. Menurut beberapa sumber, sebenarnya, bahasa
Melayu merupakan awal mula terbentuknya bahasa Indonesia. Hal ini dapat
dibuktikan dengan kemiripan kata-kata antara bahsa Melayu dan Indonesia.
Awal mula pendidikan di Riau dapat kita lihat pada sosok tokoh
raja yang berasal dari Kerajaan Siak, Sultan Syarif Kasim II. Beliau merupakan
figur tokoh yang sangat elok. Di masa pemerintahannya, beliau mendirikan
sekolah-sekolah seperti :
1 H.I.S pada tanggal 15 September 1915 untuk seluruh
penduduk Kesultanan Siak
2 Tahun 1917, beliau membangun sekolah agama islam
3 Madrasah Taufiqiah Al-Hasyimah
Madrasah Annisa’ (khusus wanita)
5 Mendirikan sekolah latihan untuk wanita
6 Mendirikan asrama pelajar
Sekolah-sekolah yang didirikan Sultan Syarif Kasim II
itulah yang menjadi awal dari warisan pendidikan-pendidikan masyarakat Riau
sekarang.
Dari uraian-uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa
kerajaan Siak Sri Indrapura merupakan salah satu kerajaan di Riau yang telah
menanamkan nilai-nilai agama, pendidikan, sosia budaya di tengah masyarakat.
Peninggalan warisan kerajaan besar tersebut hingga saat ini masih terus tumbuh
dan berkembang di tengan kemajuan zaman sekarang ini.
Langganan:
Postingan (Atom)